Sabtu, 16 Mei 2020

Jenis Phobia Traveler Saat Traveling: Jangan Menjadi Penghambat Saat Menikmati Liburan

Melakukan bepergian ke luar negeri memang semua traveler menyukai bahkan sebagai destinasi yg sangat dinanti & dipersiapkan jauh-jauh hari dengan planning yg sangat matang & akan sebagai idaman bagi seluruh orang. Tetapi apa daya terdapat beberapa trauma phobia yang sudah sebagai pengalaman yg tidak akan pernah terlupakan yang sebagian traveler merasakannya akan selalu dihindari agar ketakutan yg akan menghantui selama traveling nir terdapat pada depan mata. Apa saja stress berat phobia yg pernah dirasakan sang rekan yg menjadi momen yang tidak akan terlupakan bahkan terdapat yg berfikir buat menghindari agar rasa ngeri dan tidak nyaman ini ketika traveling. Berikut penjelasannya:

Poto credit: medium.Com

#1. Phobia Naik Pesawat.

Traveler yg mencicipi fenomena ini pasti terdapat dimana ketika pengalaman awal sebelumnya terjadi hal yg diluar dugaan yaitu tubulensi yg cukup tinggi mengakibatkan guncangan pesawat yang sangat tinggi menyebabkan isi kabin penumpang sebagai berantakan, bahkan ada juga traveler yg selamat dari kecelakaan pesawat yang mendarat emergency pada bandara bahkan pada bagian atas air mengakibatkan stress berat yg tidak berkesudahan sebagai akibatnya memberikan ketakutan tersendiri disaat melihat pesawat udara. Dengan syok ini memang relatif sulit diajak traveling bareng menggunakan pesawat udara, apabila memungkinkan wajib memakai perjalanan darat buat menikmati traveling ini.

#2. Phobia Naik Ketinggian Acrophobia.

Tidak hanya itu saja, ada jua traveler yg sangat takut menggunakan ketinggian walaupun nir begitu tinggi buat sebagian orang namun berdasarkan traveler ini sangat menyiksa. Dengan fenomenana seperti ini akan membuat ketakutan setiap melihat objek wisata yg memiliki ketinggian sebagai akibatnya sebelum melangkah kesana saja telah mengeluarkan keringat dingin, cemas yang sangat hiperbola, hingga menyebabkan gemetar yg cukup tinggi sebagai akibatnya traveler ini terlihat pucat bahkan terlihat pucat. Destinasi wisata yg selalu dihindari sang traveler ini sudah tentu niscaya Menara Petronas, Monas, jembatan kaca di ketinggian, sampai menara lainnya mempunyai ketinggian tinggi. Walaupun phobia ini cukup menyiksa traveler ini namun bila dilakukan pengobatan sang dokter pakar seperti Psikologi akan merubah hidupnya hingga bisa melanjutkan bepergian ke tempat yang menguji adrenalin.

Baca jua:

Kesalahan Traveler Saat Melakukan Traveling Ke Luar Negeri: Jangan Sampai Terjadi Khusus Pemula

Jangan Pernah Abaikan Hal Penting Ini Sebelum Memutuskan Travelling Ke Luar Negeri

#tiga. Phobia Terhadap Udara Dingin.

Ada lagi traveler yang mempunyai phobia atau stress berat dengan udara dingin dianggap juga menggunakan Cryophobia. Rasa takut terhadap suasana udara dingin & akan merasa cemas bila berada di zona ini. Memang dengan kenyataan ini akan menjadikan traveler akan membatasi diri buat tiba ke tempat wisata yang poly berhubungan dengan udara dingin misalnya salju sampai ke pegunungan yg mempunyai hawa sejuk cenderung sangat dingin. Hal yang mampu dilakukan merupakan menghindari tempat wisata yang dingin dan jika melewati wilayah yang kebetulan terdapat perbukitan dan bersalju harus diimbangi dengan sandang tebal sampai perlengkapan lainnya agar kedinginan yg ada bisa dihindari sebelum dan sesuadah memasuki wilayah tadi.

#4. Phobia Dengan Alat Komunikasi.

Zaman milenial kini ini sudah terjangkiti sebuat syok atau phobia terhadap indera komunikasi, apabila tidak ada koneksi internet pada wilayah tertentu apalagi smartphone tidak dapat "on" akan menjadikan sebuah kegelisahan akut termasuk terkoneksi internet menggunakan media umum favorit akan menjadi traumatik. Nama phobia ini adalah Nomophobia, banyak sekali terjangkiti oleh generasi milenial yg sangat tergantung sekali dengan smartphone. Tidak hanya itu saja, ketika smartphone low bat sudah menjadi kegelisahan & paket data sudah mendekati habis paripurna akan terbentur seluruh aktivitas. Rasa hampa & nir lengkap akan menghantui sehingga terjadi ketergantungan sangat tinggi. Jika traveler terdapat terjangkiti phobia ini maka segera di rehabilitasi untuk disembuhkan, secara sedikit demi sedikit bisa diubahsuaikan kembali menggunakan keadaan biasa sagar proses buat sembuh total bisa segera teratasi.

#5. Phobia Saat Melakukan Perjalanan Jauh Serta Lama.

Sangat traumatik sekali di waktu melakukan traveling dengan bepergian jauh dan melelahkan. Kecemasan yg dirasakan ketika menempuh perjalanan ini memang sangat menyiksa walaupun sebagian orang menduga nir begitu lama namun traveler ini merasa sudah terlalu jauh bahkan rasa ketakutan yg berkepanjangan tidak bisa menikmati perjalanan estafet yang poly disenangi oleh para backpacker dengan pesona selama di perjalanan. Tersebut sebagai Hodophobia ini anstisipasi hanya memilih loka wisata yg dekat nir butuh saat yang usang & harus singkat. Jika estafet harus bertahap tidak terus menerus sebagai akibatnya ada jeda buat beliau untuk menenangkan diri & istirahat untuk mengembalikan keadaan lebih damai & siap buat melakukan perjalanan pulang.

#6. Phobia Tempat Luas Aeroacrophobia.

Seorang traveler waktu menghadapi pemandangan tempat wisata yg luas menakjubkan terbuka tentu sangat menarik. Namun tidak sama denga traveler melihat loka ini akan menciptakan tubuh menjadi gemetaran sampai keringat dingin bercucuran hebat juga mengakibatkan sakit kepala yaitu vertigo yang menaruh impak yg sangat berbahaya bagi syarat tubuh. Apabila ada traveler yang mencicipi syarat ini pastinya harus ada atensi buat menjauhkan lokasi loka wisata seperti pegunungan, pinggir tebing, sampai pemandangan luas misalnya puncak gunung memberikan pemandangan lapang dan luas. Untuk mengatasi traveler seperti ini harus ada terapi menurut dokter ahli supaya bisa teratasi & mampu menghadapi tantangan loka wisata yang luas ini.

#7. Phobia Saat Ada Keramaian Enochlophobia.

Seorang traveler yang mempunyai ketakutan waktu melihat keramaian seperti loka wisata yang penuh menggunakan turis. Merasa syarat sangat panik dan merasa terancam yg dikerumunin sama turis yang berjubel. Kondisi seperti inijuga berlaku dalam pasar, shopping mall, bandara, hingga tempat keramaian lainnya yang banyak didatangi sang turis. Jadi buat menghindari keramaian ini pastinya wajib berkunjung pada waktu wisata sepi terutama low season agar turis yang berkunjung pada negara yg tadi masih dalam zona friendly tidak ramai.

Jika rekan atau bahkan diri anda sendiri yg merasa mempunyai keliru satu jenis phobia ini atau lebih pastikan anda menyadari diri buat bersiap diri hal apa yg akan dipertimbangkan agar traveling yang dipersiapkan ini permanen berjalan dengan baik. Walaupun terdapat kekuarangan namun harus ada solusi terbaik yang akan dilakukan supaya phobia yg diderita dapat diantisipasi dengan pilihan terbaik yg akan diterapkan, win-win solution sehingga timing trip yg dipersiapkan bersama dengan rekan lainnya dapat diwujudkan sebaik mungkin. Semoga berguna.