Minggu, 27 Desember 2020

Wisata Janjang-Jenjang-Tangga di Kota Bukittinggi Sumatera Barat

Wisata Janjang-Jenjang-Tangga di kota Bukittinggi tersebar dibeberapa tempat. Tentu wisata seperti ini akan membutuhkan kondisi kaki yang kuat dengan lutut yang lentur untuk menelusuri satu demi satu anak janjang-jenjang-tangga sampai tujuan. Janjang didalam Bahasa Indonesia berarti jenjang atau anak tangga. Pembangunan keseluruhan objek wisata ini sudah dimulai pada zaman kolonial Belanda tentu menjadi infrastruktur sangat penting pada waktu itu. Geografi Kota Bukittinggi cukup dominan dengan bentuk daerah berbukit maka pembuatan janjang-jenjang-tangga ini sangat diperlukan.  Dengan melakukan napak-tilas untuk semua janjang-jenjang-tangga tersebut tentu anda harus mempunyai informasi cukup untuk semua lokasi. Inilah wisata yang unik lainnya di kota Bukittinggi selain Jam Gadang dan Lobang Jepang.

1. Janjang 40 empat puluh.

Janjang-jenjang-tangga 40

Susunan tangga yang diklaim sang penduduk lokal sebesar empat puluh, sebagai infrastruktur yg menghubungkan 3 pasar yaitu Pasar Banto, Pasar Atas, & Pasar Bawah yang ada pada kota Bukittingi. Lokasi janjang-jenjang-tangga berada pada kelurahan Benteng, Pasar Atas Kecamatan Guguk Panjang.

Sebenarnya janjang-jenjang-tangga empat puluh ini terdapat dua bagian, jumlah keseluhan susunan tangga ini jika diurut menurut Jl Pemuda Bukittinggi sampai keatas berjumlah seratus anak janjang-tangga. Tetapi dengan syarat anak tangga bagian teratas berbentuk kecil-curam maka angka empat puluh ini merupakan jumlah anak janjang-tangga pada bagian ini.

Dibangun dalam tahun 1908 oleh Louis Constant Westenenk yang menjabat sebagai Asisten Residen Agam. Pada zaman ini infrstruktur dibangun untuk menata lokasi pasar sebagai lebih baik & memperindah kota Bukittinggi.

2. Janjang Gudang.

Lokasi Janjang Gudang terletak didekat Jam Gadang. Disekitar janjang ini juga masih ada janjang yang mengubungkan penjara pada zaman Kolonial Belanda. Terminal angkutan kota juga berada didepan penjara ini yg menghubungkan kota Bukittinggi misalnya Sungai Puar, Balingka, dll.

3. Janjang pada Belakang Pasar.

Janjang ini berfungsi sebagai penghubung Pasar Bawah melewati sebuah tempat bernama los maco. Dilokasi ini poly pedagang baju, kerupuk kulit sapi, & tas.

4. Janjang Pessanggrahan.

Lokasi janjang ini nir sulit sekali ditemukan, berdekatan dengan Jl Ahmad Yani & Jl Minangkabau. Sekitar janjang banyak penjual sandal dan sepatu berdasarkan kulit, tentu menggunakan kualitas yang baik. Janjang Pessanggrahan ini tidak begitu kelihatan bila dipandang berdasarkan jalan akbar pada Kampuang-Cina karena kemudian-lintas insan relatif mayoritas karena jalurnya strategis yang menghubungkan ke Pasar Atas.

5. Janjang Gantuang.

Janjang Gantuang Tempo Doeloe

Janjang Gantuang Sekarang

Janjang ini dibuat pada tahun 1931-1932 oleh Controleur W.J.Catur. Pembuatan janjang ini menjadi tangga penerus untuk Jembatan penyeberangan dan diharapkan beberapa anak tangga lagi buat menopang jembatan sanggup dilalui sang pejalan kaki. Tangga ini pula melewati los dagiang yang masih dipakai dalam ketika kini .

6. Janjang Seribu.

Janjang seribu sepanjang 1 km ini menghubungkan Kota Bukittinggi menggunakan Kabupaten Agam tepatnya di Koto Gadang. Sebelum pembuatan janjang ini hanya berbentuk tangga bambu yang dibentuk sedemikian rupa sebagai akibatnya bisa dipakai sang penduduk lokal sebagai jalan pintas yang menghubungkan sungai pada Nagrai Sianok menggunakan Kota Bukittinggi. Awal pembangunan ini sudah dimulai dalam zaman Kolonial Belanda sekitar tahun 1900. Lantaran lokasi janjang sangat vital bagi penduduk lokal, apabila melewati jalan utama membutuhkan ketika yang relatif lama dan cukup jauh. Pada zaman ini mayoritas penduduk bekerja mengangkut pasir dari lembah Ngarai-Sianok. Dengan berjalannya ketika janjang ini sebagai jalur penting tidak hanya mengangkut pasir dari lembah Ngarai-Sianok namun jua dimanfaatkan sang warga sekitar misalnya Koto Tuo, dan Koto Gadang buat merogoh air bersih & menjual semua aktivitas perekonomian termasuk hasil pertanian ke Pasar Atas Kota Bukittinggi.

Pada saat kini anda bisa berwisata menelusuri keseluruhan anak tangga. Pemandangan menurut janjang ini sangat mengagumkan dengan hamparan hijau ngarai dan bila anda berjalan akan menemukan beberapa simpanse liar yang menanti rezeki makanan dari pengunjung. Anda bisa menuju lokasi ini setelah meneruni jalan menuju Ngarai Sianok disamping pintu keluar Lobang Jepang sebelah kiri. Membutuhkan saat lebih kurang 15 menit jalan kaki.

Tentu beberapa janjang ini merupakan tambahan wisata penting lainnnya di kota Bukittinggi. Kota yg telah tua ini tentu banyak sekali peninggalan dari Kolonial Belanda yang harus anda lihat pada masa kini . Sebagai wisata janjang yg berdasarkan sebagaian orang hal yang sepele namun dalam masa itu merupakan infrastruktur yg sangat vital untuk menunjang keseluruhan aktifitas mereka pada menjalani kehidupan.

Disclaimer: semua poto hak cipta respective owners & pada artikel ini menjadi ilustrasi saja tidak dikomersilkan.