“Untuk Perumahan Bengkuring, tinggi muka air bervariasi, ada yang rumahnya terendam banjir 30 cm, ada juga yang sampai 1,5 meter,” ujar Safaruddin, Ketua RT 41 Perumahan Bengkuring saat dihubungi, Rabu malam. Sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dalam dua hari ini masih banjir, akibat limpahan air dari hulu Sungai Karang Mumus dan hilangnya ruang sungai yang dulunya berfungsi untuk menampung air. Salah satu pemilik toko di Blahkiuh, I Gede Pande Eka Prayika mengatakan hujan lebat terjadi sekitar pukul 12.00 wita.
Hasil pemantauan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali suhu itu telah melewati ambang batas untuk kejadian fenomena La Nina yaitu -0,61 pada 10 hari pertama bulan ini. Mendingin di bagian tengah dan timur, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang dekat wilayah Indonesia, yakni di bagian barat, justru berubah menghangat dan menciptakan pusat tekanan udara rendah di kawasan tersebut. “Kami telah menyiapkan tujuh perahu karet untuk evakuasi warga, enam perahu kita tempatkan di Perumahan Bengkuring dan satu perahu ditempatkan di titik lokasi lainnya,” kata Hambali.
”Kalau bangun jalan pemerintah seharusnya memprioritaskan sarana lainnya seperti saluran pembuangan air yang bagus dan lancar,” jelasnya. Ini bisa dikatakan banjir terparah di tahun 2020, bahkan genangan air bertahan cukup lama. Kapolsekta Sungai Pinang Kompol Ramadhanil mengatakan banjir diakibatkan tingginya intensitas hujan yang mengguyur kota Samarinda.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Samarinda, ketiga proyek itu menelan biaya keseluruhan hingga sekitar Rp 208 miliar. Tampak pula sejumlah warga yang mengungsi di daerah agak tinggi dan mereka bergerombol. Rata-rata dari mereka menumpang mengisi baterei ponsel dari listrik di salah satu ruko yang tutup, namun kabel listriknya disalurkan ke teras ruko. “Air terus naik dan hingga Jumat siang belum surut, padahal biasanya jika selesai hujan air juga ikut turun,” kata Uje.
Pengerukan yang tengah dilakukan di sungai mati, Jalan PM Noor, RT 38, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, dinilai belum signifikan mengatasi banjir di Jalan DI Panjaitan. Sejumlah pekerjaan rumah masih menanti demi mempercepat turunnya genangan banjir yang kerap melanda jalan poros utama menuju Bandara APT Pranoto di kala hujan deras melanda. Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dikepung banjir sejak sekitar pukul 07.00 Wita hari ini. Banjir ini akibat hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang mengguyur merata di kota ini sejak tengah malam hingga Senin jam 08.00 pagi.
Selain melakukan penyisiran di sekitar lokasi, upaya pencarian menggunakan ritual-ritual dan sia telah dilakukan untuk dapat menemukan keberadaan Hasbi. Pencarian Abdul Purnama, sejak dikabarkan hilang pada Kamis lalu terus dilakukan oleh warga dan relawan. Truk dan kendaraan yang terjebak di tengah jalan kini telah dievakuasi menggunakan crane dan dibantu oleh warga sekitar.
Walikota Samarinda, Andi Harun pun mengatakan bahwa pembangunan tiga proyek itu tidak akan sepenuhnya dibiayai oleh APBD Kota Samarinda. Perda Kota Samarinda no.2 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah sebenarnya telah mengatur tentang ruang terbuka hijau sebanyak 30 persen. Pengembang perumahan dapat membangun 70 persen, sementara sisanya untuk ruang terbuka hijau. Sejumlah pesawat yang terpaksa delay, karena kru pesawat dan penumpang yang terjebak banjir sehingga terpaksa diangkut menggunakan truk, dan bus untuk menuju ke Bandara APT Pranoto. Warga membutuhkan pasokan air bersih dan obat-obatan, karena mereka sudah bertahan di lokasi banjir yang telah berlangsung sekitar lima hari ini.
“Serta menormalisasi sungai mati sisi hulu dari Jembatan PM Noor menuju outlet Sungai Talang Sari,” ucapnya. Tidak sampai di situ, dia berharap semua instansi harus kembali duduk bersama membahas OPD yang akan melanjutkan pembangunan konstruksi turap sungai mati. Mengingat dari informasi yang didapat, BWS Kalimantan IV belum berencana mengalokasikan anggaran pembangunan di sana. “Desain awal kan dari pemkot selaku instansi yang membutuhkan lahan dalam dokumen perencanaan pengadaan tanah ,” ucapnya. Banjir di Samarinda sudah terjadi sejak Senin (18/10) imbas hujan lebat di utara Kota Samarinda dengan curah hujan 214,5 mm. Semakin berkurangnya resapan air di utara Samarinda, membuat air menumpuk di Bendungan Benanga hingga tinggi muka air mencapai level merah 102 cm.
Oleh karena itu, BPBD Kota mengingatkan masyarakat yang tinggal di tepi sungia karang Mumus seperti Lempake, Perumahaan Bengkuring dan Griya Mukty harus tetap siaga jika hujan lebat kembali mengguyur kota Samarinda. Kendati demikian BMKG memprakirakan bahwa hingga tanggal 11 Desember 2021, wilayah Samarinda tidak berpotensi diguyur hujan lebat. Pembangunan kolam retensi ini bagi pemkot Samarinda diperlukan untuk mengatasi persoalan banjir di kawasan Samarinda Utara, yang dinilai terkena dampak limpasan air dari kawasan kabupaten Kutai Kartanegara. Tim dari BPBD Samarinda dan sejumlah relawan tampak membantu warga yang ingin mengungsi, antara lain di kawasan Bengkuring Raya dan Perumahan Griya Mukti. Sejumlah rumah dan toko warga pun tampak kebanjiran, seperti toko penjual buah di Jalan DI Panjaitan yang banjirnya sekitar 40 cm. Menurut pemilik toko, banjir mulai masuk rumahnya sejak pukul 08.00 waktu setempat.
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada siang hari yaitu Samarinda, Mataram, dan Kupang. Sedangkan wilayah dengan potensi hujan disertai kilat atau petir pada malam hari yaitu Samarinda, Bandar Lampung, dan Semarang. Selain banjir, lanjut Joko, hujan yang mengguyur dengan intensitas sedang dan lebat tersebut juga menyebabkan tanah longsor di beberapa titik, seperti di Jalan Gunung Kapur II, Gang, sehingga tanah longsor ini menimpa rumah Suroso. Total korban pun bertambah menjadi 3.656 jiwa dari 1.310 KK yang tersebar di 26 RT dengan 915 rumah terendam banjir.
Suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Kalimantan Timur yang bernilai antara derajat celsius, dimana suhu muka laut ini berperan sebagai penyuplai uap air untuk pertumbuhan awan hujan. Dari pantauan TribunKaltim.co di lapangan, Banjir akibat diguyur hujan sejak subuh tadi kini setinggi pinggang orang dewasa. Pembangunan polder yang sebagian besar berada di daerah hulu kota Samarinda itu direncanakan untuk dapat menahan debit air dari arah Utara Samarinda. Hingga sore hari air waduk sudah mulai masuk kejalanan serta rumah sekitar bendungan Lempake karena bendungan tidak lagi mampu menampung air. Mulai depan kantor Gubernur Kaltim jalan Gajah Mada hingga jembatan Mahakam jalan Slamet Riyadi luapan air Sungai Mahakam sempat menutupi jalan, padahal sebelumnya tidak dibarengi dengan hujan. Namun pemkot juga akan memanfaatkan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat.
Selain banjir, juga terjadi longsor di Bukit Pulai dan Bukit Putus yang menyebabkan akses jalan Sumbar-Bengkulu sempat terputus. BMKG juga memberi peringatan untuk mewaspadai potensi terdampak banjir di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah. Sirkulasi siklonik merupakan daerah pertemuan angin sehingga samarinda ketika angin bertemu terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan. Banjir yang mengepung Kota Samarinda di awal pekan baru mulai surut pada Jumat lalu. Itupun warga setempat masih mengantisipasi debit kiriman dari hulu yang memungkinkan terjadinya banjir susulan.
Sementara itu Uje warga jalan DI Panjaitan mengaku genangan air sudah masuk ke dalam rumahnya sejak pukul 06.30 WITA dengan ketinggian 60 cm di dalam rumah. Dari pantauan hingga sore tadi, kawasan yang terdampak banjir selain di Perumahan Bengkuring, banjir juga sampai di Perumahan Griya Mukti, karena perumahan ini berada di dekat ruang Sungai Karang Mumus. Dari pantauan hingga Rabu sore, kawasan yang terdampak banjir selain di Perumahan Bengkuring, banjir juga sampai di Perumahan Griya Mukti, karena perumahan ini berada di dekat ruang Sungai Karang Mumus. Terkait persoalan kesehatan para korban banjir, dikatakan Hambali ditangani langsung oleh petugas di puskesmas terdekat. Ia mengimbau masyarakat khususnya yang tempat tinggalnya sudah terendam banjir untuk segera mengungsi ke tempat yang aman. Berdasarkan informasi prakiraan cuaca yang dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Rabu, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat antara lain Sulawesi, Nusa Tenggara timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Dia mengatakan petugas BPBD dibantu oleh aparat kepolisian dan TNI beserta relawan telah melakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya terendam banjir. Sejumlah tempat telah disiapkan untuk evakuasi para korban banjir di antaranya Masjid Al Muhajirin sudah ada 85 jiwa, Masjid Darussalam 20 jiwa, posyandu 10 jiwa dan rusun 30 jiwa. Berdasarkan pantauan BMKG, Kota Samarinda berpotensi mengalami hujan hingga Minggu (24/10) mendatang. Sementara itu, untuk wilayah Kalimantan Timur, BMKG menginformasikan peringatan dini potensi hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir di wilayah Kelay, Long Bagun, Long Apari, Karangan, Pulau Derawan, Sandaran dan Muara Wahau. Dia berharap, baik pemkot, Pemprov Kaltim maupun pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV, tahun depan kembali menyeriusi penanganan sistem drainase di Jalan DI Panjaitan. Langkah utamanya, melanjutkan pembebasan lahan dan pembangunan drainase di Jalan DI Panjaitan.
SAMARINDA – Sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur mengalami banjir sejak kemarin 19 Oktober 2021. Banjir diakibatkan limpahan air dari hulu Sungai Karang Mumus dan hilangnya ruang sungai yang dulunya berfungsi untuk menampung air. Eberadaan rawa dan bukit dalam daerah aliran sungai sangat vital untuk mengurangi banjir. “Ini adalah pekerjaan alam per detik, manusia tidak akan sanggup menggantikan, maka kita jangan mimpi bisa mengatasi banjir jika ruang sungai masih rusak,” ucapnya.
“Rusaknya ruang sungai atau daerah aliran sungai yang meliputi gunung, bukit, lembah, rawa, dan titik yang paling dekat dengan sungai, yakni rivarian,” ujar Misman. “Ketinggian air mencapai 60 cm di jalan ditambah arus deras membuat berapa pengendara roda dua bahkan terjatuh akibat derasnya air,” kata Harpiah. Hal itu disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur Kabupaten Badung dari pukul 12.00 Wita. Ia melanjutkan, walaupun air sudah merendam permukiman, sejumlah warga Perumahan Bengkuring, salah satu wilayah terdampak, Kelurahan Sempaja Timur, memilih bertahan di rumah. “Kami telah menyiapkan tujuh perahu karet untuk evakuasi warga, enam perahu kita tempatkan di Perumahan Bengkuring dan satu perahu ditempatkan di titik lokasi lainnya,” kata Hambali, di Samarinda, Rabu, 20 Oktober 2021. BPBD Kota Samarinda bersama unsur TNI-POLRI, disdamkar, relawan dan tim gabungan lainnya berupaya melakukan penanganan darurat.
Semua berjalan tertib dalam pelaksanaan Natal dan dapat menjadi contoh dalam implementasi protokol… Selama sehari, warga bisa membeli minyak goreng dan kebutuhan pangan lain dengan harga lebih murah dibanding harga… “Kita akan panggil 2 rekannya, untuk dimintai keterangan. Selain itu, kita juga masih mencari bukti-bukti atas kasus hilangnya korban,” tutur Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang Ipda Roni Wibowo.
Samarinda, Beritasatu.com – Lebih dari 5.000 warga yang tinggal di sejumlah kelurahan di Kecamatan Samarinda, Utara, Samarinda, Kalimantan Timur , terdampak banjir akibat intensitas hujan lebat di Kota Samarinda dalam tiga hari terakhir. Basuki juga berharap semoga apa yang telah dilakukan oleh Tanggap Darurat BPPW Kalimantan Timur dapat bermanfaat dan membantu masyarakat yang sedang mengalami bencana banjir. Kota Samarinda, Kalimantan Timur dikepung banjir sejak sekitar pukul 07.00 Wita, akibat hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang mengguyur merata di kota ini sejak tengah malam hingga Senin jam 08.00 pagi.
Dalam situasi banjir ini, masih ada pengendara sepeda motor yang nekat menerobos genangan air, sehingga mesin sepeda motor pun akhirnya mati dan terpaksa harus mendorong di DI Panjaitan dekat Bukit Alaya. Bahkan, sudah selama empat hari ini, banjir besar itu merendam ribuan rumah di 10 kelurahan dan 4 kecamatan, dengan lebih dari 27 ribu warga yang terdampak. Dalam empat hari ini, dilaporkan hampir 10 ribu jiwa yang tinggal di 6 kelurahan pada dua kecamatan terdampak bencana ini, aktivitas perekonomian pun terganggu. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Samarinda kebagian dua proyek besar dengan skema anggaran multiyear contract . Yakni, pembangunan terowongan di Jalan Gurami menuju Jalan Sultan Alimudin, Kecamatan Samarinda Ilir, serta pembangunan dua kolam retensi di Pampang dan Bengkuring, Kecamatan Samarinda Utara. Banjir Samarinda dalam empat hari ini akibat hujan intensitas tinggi dan hujan di Muara Badak yang merupakan hulu Sungai Karang Mumus, sehingga debet air terus naik.
“Selain itu juga menyebabkan jalan negara di IV Jurai retak yang membuat arus transportasi terganggu,” kata Doni. Doni memerinci 12 kecamatan yang dilanda banjir itu yakni Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Lengayang, Ranah Pesisir, Sutera, Linggo Sari Baganti, Ranah Ampek Hulu Tapan, Basa Ampek Balai Tapan, Lunang dan Silaut. Hari itu, Sabtu (27/11), pada pukul 17.00 Wita 3 orang dari 5 rekan Hasbi pulang ke rumah. Tak lama berselang, ibu RT setempat yang melihat anak-anak bermain menegur mereka untuk segera pulang dikenakan hari yang semakin petang.
Yakni, perencanaan teknis dan penyusunan dokumen lingkungan pembangunan kolam retensi Pampang, kolam retensi Bengkuring, dan tanggul sungai Bengkuring. Masing-masing anggaran pagu Rp 1,5 miliar untuk perencanaan teknis, dan Rp 896 juta untuk dokumen lingkungan,” ucapnya, Kamis (2/12). REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA — Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dikepung banjir sejak Senin (18/10) sekitar pukul 07.00 Wita. Hal itu akibat hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang mengguyur merata di ibu kota Provinsi Kaltem tersebut sejak Ahad (17/10) tengah malam hingga Senin pukul 08.00 pagi. Joko menerangkan, selain banjir, hujan deras juga mengakibatkan tiga kejadian longsor di kawasan Gunung Kapur Samarinda Utara, di Palaran, serta di Sempaja Selatan yang juga masuk Samarinda Utara.